AKHIR SEBUAH CITA-CITA
Oleh
: Vonny Widya Astuti
Kemiskinan? Yup, benar merupakan sebuah ralita kehidupan
yang sangat ditakuti semua orang didunia ini. Banyak orang rela bekerja menjadi
apapun agar terhindar dari kata miskin.
Yunus adalah anak dari seorang pemulung dan ia hidup bersama
kedua orang tuanya dan kelima adiknya. Ia sering membantu kedua orang tuanya
untuk mencari nafkah untuk menghidupi kelima adiknya bersama-sama orang tuanya.
Walaupun ia anak orang miskin ia berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu untuk
bersekolah disekolah negeri terpandang di daerahnya. Ia mendapatkannya dengan
susah payah, ia belajar tanpa memperdulikan kondisi sekitar..
“Sistem
ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku masyarakat
dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk menraih suatu tujuan. Sistem
perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain ideologi bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi”
guru sedang menjelaskan mata pelajaran ekonomi saat itu.
Dan jam menunjukan pukul 07.45 menit namun ada salah satu
bangku yang kosong di barisan paling kiri nomer dua. “maaf bu saya terlambat.”
Ujar Yunus sambil tergopoh-gopoh kecapaian karena ia habis lari menuju
kesekolahannya. “kenapa kamu terlambat Yunus?” Tanya guru secara defensive “anu
bu, saya tadi habis bantu jualan ibu saya dipasar. Dan tadi saya nunggu angkot,
angkotnya nggak ada yang berhenti. Maafin saya bu.” Yunus menyesali
keterlambatanya karena ia baru saja kehilangan waktu setengah jam untuk
belajar. “hemm… yasudah silahkan duduk.” Perintah guru.
“makasih
bu.” Yunus langsung bergegas menuju ke bangkunya.
“habis
bantu jualan apa habis mulung?” Tanya teman yang ada di depan Yunus “habis
jualan Vi.” Jawabnya.
“oh
kirain habis mulung” Jawab Alvi meledeknya dengan maksud hanya untuk bercanda.
“kalau
mulung sepagi ini mungkin aku nggak akan berangkat sekolah Vi.”
“kalau
begitu enaklah nggak berangkat sekolah, bisa main, bisa tidur-tiduran dirumah.”
“nggak
Vi, kalau aku lakuin hal itu sebagaimana dilakuin sama orang lain, nanti aku
nggak bisa kerja dan keluargaku mau di kasih makan apa?”
“ya..
ya.. ya.. kamu memang anak yang susah diajak bergaul Yunus.” Jawab Alvi dengan
muka ketus.
Begitulah Yunus, ia memang tidak suka dengan hidup
berfoya-foya. Menurutnya kalau masih ada waktu kenapa nggak dimanfaatin buat
bekerja dapat uang baru senang. Yunus memang mempunyai karakter yang Introvert
ia tidak menyukai keramaian ia lebih membantu keluarganya untuk bekerja. Musik
mengalun menandakan jam pelajaran telah berakhir. Siswa-siswa SMA berhamburan
keluar gerbang.
“Yunus..
yunus.” Panggil seorang remaja perempuan yang tak lain merupakan teman kelas
sebelah Yunus. Yunus menoleh untuk memastikan siapa yang memanggil dirinya
“ehh.. kamu Rin, ada apa?” Tanya Yunus saat mengetahui siapa yang memanggil
namanya dan ternyata itu Rina. “gini Nus habis ini saya sama Ayu akan ngadain
party, kamu datang ya.”
“party
apa?” ia bingung dengan datangnya Rina dan langsung mengajaknya. “partynya aku,
hari ini aku sweetseventeen.” Muka Rina sumringah berharap Yunus mau datang. Tapi ternyata dengan wajah tenang
Yunus menjawab “oh selamat ya J tapi maaf saya
tidak bisa datang.”
“loh
emangnya kenapa? Bukannya hari ini nggak ada tugas ya?” ujar Rina
“memang,
tapi aku harus membantu ayahku mencari uang Rin, aku nggak mau nanti ayahku
kecewa karena aku nggak membantunya.” Yunus berdalih. Sebenarnya ia harus
membantu ayahnya hari ini, ayahnya harus mulung dan ia harus membantunya kalau
ia tidak mau menjadi anak durhaka.
“hanya
sekali Yunus, hanya sekali.” Rina memohon kepada Yunus dengan muka memelas “maaf
Rin, tetap tidak bisa.” Tolak Yunus
dengan halus.
“oh
yasudahlah.. nggak papa mungkin besok kita nggak akan bisa ketemu lagi. Mungkin
pertemanan kita cukup sampai disini.”
“emang
kamu mau kemana?” Tanyanya, Yunus semakin kebingungan apa yang dimaksud Rina
dengan perkataanya itu
“orang tua saya dipindah tugaskan di Kuala
Lumpur dan secara otomatis aku dan adik-adikku ikut semua.” Rina
Menjelaskannya.
“untuk
berapa lama?”
“mungkin
selamanya.” Jawab Rina meyakinkan.
Betapa sakitnya hati Yunus ia akan ditinggal orang yang
sangat disayanginya itu. Ia akan melewatkan waktu keberangkatan Rina, ia akan
menyesalinya karena ia tidak akan melihat Rina untuk waktu yang sangat lama.
Namun ini merupakan keputusan terbaiknya kalau saja ini menerima undangan Rina
mungkin ia akan kehilangan rezekinya karena ia tidak membantu orang tuanya.
Saat
sampai dirumah ia langsung meletakan tas dan melepaskan seragam sekolah
kebanggaanya itu. Ia beruntung sekolah di tempat itu. Karena orang-orang lain
yang derajat keluarganya menengahpun sangat kecil kesempatannya sekolah disitu.
Karena mayoritas siswa dari sekolah itu merupakan anak dari PNS-PNS dan
bos-bos.
Hanya
ada satu kesempatan untuk sekolah disitu yaitu melalui jalur beasiswa.
“ayah sudah berangkat bu?” Tanya Yunus kepada wanita
parubaya yang tak lain merupakan ibunya sendiri. “sudah nak, sekitar 15 menit
yang lalu. Kamu ditungguin nggak pulang-pulang, jadinya ayah berangkat dulu.”
Jawab Ibu.
“baiklah
ibu, saya akan menyusul ayah.” Yunus telah mengenakan pakaian sejenis kaos
berwaran coklat dengan celana pendeknya dan tak lupa topi koboi favoritnya.
“iya
nak, hati-hati.”
“assalammualaikum.”
Yunus bergegas meninggalkan rumah sambil menggendong karung besar dipundak
kirinya dan tangan kanannya membawa sejenis kawat tabal yang ia gunakan untuk
mengorek-orek sampah. Akhirnya sampai ia ditempat pembuangan sampah terbesar
yang menjadi pusat pembuangan seantero kota itu.
“ayah..”
panggil Yunus kepada lelaki tua yang ada disamping truk besar. Lelaki itu
menoleh kearahnya “Yunus?” sapa lelaki itu yang tak lain adalah ayahnya.
“sudah
dapat berapa karung yah?”
“satupun
belum nak, baru setengah. Akhir-akhir ini sampah plastic sama botol jarang
sekali karena sudah diambilin sama pemulung lain terlambat sedikit saja sudah
habis botolnya.” Keluh ayah
“nggak
apa-apa yah, kita coba ditempat lain aja mungkin lebih banyak dari ini.” Yunus
menenangkan ayahnya. Saat mereka tengah mengorek-mengorek sampah tiba-tiba
dating seorang pria paruh baya yang menghampirinya “Pak Mardi.” Tanya pria itu
“iyaa.. ada apa ya pak?” Tanya Ayah
“saya lihat anak bapak ini sangat bekerja keras, dan ulet. Saya sering
lihat dia sendiri atau sama bapak. Saya rasa ia adalah orang yang saya cari.”
Kata pria tua itu. “maksud bapak apa yah? Saya nggak ngerti.” Tanya Yunus.
“begini
nak, perusahaan pengolahan barang bekas bapak tengah membutuhkan seorang
pegawai di bidang Kepala Bagian Personalia. Jabatan itu sekarang ini kosong karena
pegawai yang lama telah mengundurkan diri. Dan sepertinya kamu yang cocok untuk
mengisi jabatan tersebut.”
“maksud
bapak, bapak menawari saya untuk menjadi Manajer.” Tanya Yunus masih tidak
percaya.
“iya
nak, emm.. siapa nama kamu?” Tanya Pria itu. “Yunus pak.”
“okeh,
nak Yunus kamu mau menjadi manajer personalia di perusahaan bapak untuk
menggantikan pegawai yang lama.” Tawar pria itu.
“maaf
pak tapi saya masih sekolah, lulus saja pun belum.” Jelas Yunus
“ya..
saya tahu.. maka dari itu saya menawari kamu untuk bekerja di perusahaan saya.
Hadiah yang akan kamu terima nanti, kamu bakal melanjutkan sekolah kamu di luar
negeri dengan bantuan perusahaan apabila kamu berhasil membawa perusahaan
kearah yang baik.” Timpal pria itu yang bernama Pak Broto seperti yang tertera
dalam nametag yang ia pasang di dada sebelah kirinya. Dengan muka dan hati yang
tidak percaya ia langsung gembira tiada terkiranya saat mengetahui kabar yang
sangat mengembirakan tersebut.
“benarkah
pak. Baiklah saya menerima tawaran bapak.” Seketika itu ia langsung memeluk
ayahnya yang sama-sama tidak percaya apa yang ia dengar. Anaknya akan menjadi
seorang manajer personalia yang sama sekali tak pernah ia pikirkan sebelumnya.
“Alhamdulillah
hirobbil alamin.” Sujud syukur ayah dan Yunus di tempat itu.
****
“assalammualaikum
bu, ibu dimana.” Yunus mencari ibunya ia ingin menceritakan apa yang baru saja
ia alami.
“disini
nak ada apa?” Yunus langsung menuju ke tempat ibunya berada.
“bu,
ibu saya berhasil.”
“berhasil
apa nak?” ibu kebingungan dengan tingkat aneh Yunus
“tadi
di TPS ada seorang yang menawari saya
umtuk bekerja jadi manajer personalia. Dan saya menerimanya.”
“Alhamdulillah
nak, ini kesempatanmu nak, ini cita-citamu nak jangan kau sia-siakan ini.”
“ia
bu, terimakasih.” Yunus memeluk ibunya dengan erat.
Betapa bahagia hati mereka, Yunus, kedua orang tuanya dan
kelima adiknya. Ia tidak menyangka akan keajaiban Tuhan ini. Sujud syukur
mereka curahkan kepada Tuhan, walaupun Yunus masih SMA tapi ia sudah di tawari
untuk menjadi seorang Manajer di sebuah perusahaan besar sekelas milik pak
Broto yang bakal jadi calon Bosnya. Saat ini mereka benar-benar berasa dibawa
melayang ke surga.
****
“mungkin
saat kita berusia 5th semua orang Tanya ke kita cita-cita kita apa
bila kita lulus sekolah nanti, pasti ada
yang jawab jadi dokter, jadi desainer dan jadi apapun itu yang selalu di
impikan seorang anak kecil. Namun sekarang setelah lulus SMA ini mungkin kita
akan berpikir kedepan mau jadi apa kita nanti itu sudah ada yang mengatur yang
penting kita banyak berusaha, berdoa, dan bertawakal. Sekian dari saya apabila
ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.”
Seketika semua orang-orang yang ada di ruangan tersebut bertepuk tangan dengan
riuhnya. Betapa hebat Yunus itu ia berani mewakili teman-teman yang lain untuk
maju di Pidato kelulusannya itu merupakan suatu kebanggaan yang tak akan ia
lupakan selamanya, sampai ia menjadi orang sukses nanti
Seiring berjalannya waktu Yunus berhasil menjadi businessman
yang hebat ia berhasil duduk di kursi mewah impianya. Ia sekarang menjadi
seorang manajer personalia impiannya. Ia berhasil melupakan masa lalunya
bersama Rina walaupun ia sama sekali tidak pernah menyatakan persaannya.
Mungkin sekarang Rina sudah sukses di negeri orang sana. Yunus tengah
mengerjakan tugas sebagai manajer personalia ia duduk dikursi putar yang empuk
dan meja yang besar. Hal itu membuat Yunus bahagia bukan kepalang, berkat usaha
dan kerja kerasnya akhirnya ia berhasil menduduki jabatan impiannya.