Sabtu, 09 Januari 2016

Cerpenku

AKHIR SEBUAH CITA-CITA
Oleh : Vonny Widya Astuti
Kemiskinan? Yup, benar merupakan sebuah ralita kehidupan yang sangat ditakuti semua orang didunia ini. Banyak orang rela bekerja menjadi apapun agar terhindar dari kata miskin.

Yunus adalah anak dari seorang pemulung dan ia hidup bersama kedua orang tuanya dan kelima adiknya. Ia sering membantu kedua orang tuanya untuk mencari nafkah untuk menghidupi kelima adiknya bersama-sama orang tuanya. Walaupun ia anak orang miskin ia berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu untuk bersekolah disekolah negeri terpandang di daerahnya. Ia mendapatkannya dengan susah payah, ia belajar tanpa memperdulikan kondisi sekitar..
“Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk menraih suatu tujuan. Sistem perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara  lain ideologi  bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi” guru sedang menjelaskan mata pelajaran ekonomi saat itu.

Dan jam menunjukan pukul 07.45 menit namun ada salah satu bangku yang kosong di barisan paling kiri nomer dua. “maaf bu saya terlambat.” Ujar Yunus sambil tergopoh-gopoh kecapaian karena ia habis lari menuju kesekolahannya. “kenapa kamu terlambat Yunus?” Tanya guru secara defensive “anu bu, saya tadi habis bantu jualan ibu saya dipasar. Dan tadi saya nunggu angkot, angkotnya nggak ada yang berhenti. Maafin saya bu.” Yunus menyesali keterlambatanya karena ia baru saja kehilangan waktu setengah jam untuk belajar. “hemm… yasudah silahkan duduk.” Perintah guru.
“makasih bu.” Yunus langsung bergegas menuju ke bangkunya.

“habis bantu jualan apa habis mulung?” Tanya teman yang ada di depan Yunus “habis jualan Vi.” Jawabnya.
“oh kirain habis mulung” Jawab Alvi meledeknya dengan maksud hanya untuk bercanda.
“kalau mulung sepagi ini mungkin aku nggak akan berangkat sekolah Vi.”
“kalau begitu enaklah nggak berangkat sekolah, bisa main, bisa tidur-tiduran dirumah.”
“nggak Vi, kalau aku lakuin hal itu sebagaimana dilakuin sama orang lain, nanti aku nggak bisa kerja dan keluargaku mau di kasih makan apa?”
“ya.. ya.. ya.. kamu memang anak yang susah diajak bergaul Yunus.” Jawab Alvi dengan muka ketus.

Begitulah Yunus, ia memang tidak suka dengan hidup berfoya-foya. Menurutnya kalau masih ada waktu kenapa nggak dimanfaatin buat bekerja dapat uang baru senang. Yunus memang mempunyai karakter yang Introvert ia tidak menyukai keramaian ia lebih membantu keluarganya untuk bekerja. Musik mengalun menandakan jam pelajaran telah berakhir. Siswa-siswa SMA berhamburan keluar gerbang.

“Yunus.. yunus.” Panggil seorang remaja perempuan yang tak lain merupakan teman kelas sebelah Yunus. Yunus menoleh untuk memastikan siapa yang memanggil dirinya “ehh.. kamu Rin, ada apa?” Tanya Yunus saat mengetahui siapa yang memanggil namanya dan ternyata itu Rina. “gini Nus habis ini saya sama Ayu akan ngadain party, kamu datang ya.”
“party apa?” ia bingung dengan datangnya Rina dan langsung mengajaknya. “partynya aku, hari ini aku sweetseventeen.” Muka Rina sumringah berharap Yunus  mau datang. Tapi ternyata dengan wajah tenang Yunus menjawab “oh selamat ya J tapi maaf saya tidak bisa datang.”
“loh emangnya kenapa? Bukannya hari ini nggak ada tugas ya?” ujar Rina
“memang, tapi aku harus membantu ayahku mencari uang Rin, aku nggak mau nanti ayahku kecewa karena aku nggak membantunya.” Yunus berdalih. Sebenarnya ia harus membantu ayahnya hari ini, ayahnya harus mulung dan ia harus membantunya kalau ia tidak mau menjadi anak durhaka.
“hanya sekali Yunus, hanya sekali.” Rina memohon kepada Yunus dengan muka memelas “maaf Rin, tetap tidak bisa.”  Tolak Yunus dengan halus.
“oh yasudahlah.. nggak papa mungkin besok kita nggak akan bisa ketemu lagi. Mungkin pertemanan kita cukup sampai disini.”
“emang kamu mau kemana?” Tanyanya, Yunus semakin kebingungan apa yang dimaksud Rina dengan perkataanya itu
 “orang tua saya dipindah tugaskan di Kuala Lumpur dan secara otomatis aku dan adik-adikku ikut semua.” Rina Menjelaskannya.
“untuk berapa lama?”
“mungkin selamanya.” Jawab Rina meyakinkan.

Betapa sakitnya hati Yunus ia akan ditinggal orang yang sangat disayanginya itu. Ia akan melewatkan waktu keberangkatan Rina, ia akan menyesalinya karena ia tidak akan melihat Rina untuk waktu yang sangat lama. Namun ini merupakan keputusan terbaiknya kalau saja ini menerima undangan Rina mungkin ia akan kehilangan rezekinya karena ia tidak membantu orang tuanya.
Saat sampai dirumah ia langsung meletakan tas dan melepaskan seragam sekolah kebanggaanya itu. Ia beruntung sekolah di tempat itu. Karena orang-orang lain yang derajat keluarganya menengahpun sangat kecil kesempatannya sekolah disitu. Karena mayoritas siswa dari sekolah itu merupakan anak dari PNS-PNS dan bos-bos.
Hanya ada satu kesempatan untuk sekolah disitu yaitu melalui jalur beasiswa.

“ayah sudah berangkat bu?” Tanya Yunus kepada wanita parubaya yang tak lain merupakan ibunya sendiri. “sudah nak, sekitar 15 menit yang lalu. Kamu ditungguin nggak pulang-pulang, jadinya ayah berangkat dulu.” Jawab Ibu.
“baiklah ibu, saya akan menyusul ayah.” Yunus telah mengenakan pakaian sejenis kaos berwaran coklat dengan celana pendeknya dan tak lupa topi koboi favoritnya.
“iya nak, hati-hati.”
“assalammualaikum.” Yunus bergegas meninggalkan rumah sambil menggendong karung besar dipundak kirinya dan tangan kanannya membawa sejenis kawat tabal yang ia gunakan untuk mengorek-orek sampah. Akhirnya sampai ia ditempat pembuangan sampah terbesar yang menjadi pusat pembuangan seantero kota itu.
“ayah..” panggil Yunus kepada lelaki tua yang ada disamping truk besar. Lelaki itu menoleh kearahnya “Yunus?” sapa lelaki itu yang tak lain adalah ayahnya.
“sudah dapat berapa karung yah?”
“satupun belum nak, baru setengah. Akhir-akhir ini sampah plastic sama botol jarang sekali karena sudah diambilin sama pemulung lain terlambat sedikit saja sudah habis botolnya.” Keluh ayah
“nggak apa-apa yah, kita coba ditempat lain aja mungkin lebih banyak dari ini.” Yunus menenangkan ayahnya. Saat mereka tengah mengorek-mengorek sampah tiba-tiba dating seorang pria paruh baya yang menghampirinya “Pak Mardi.” Tanya pria itu “iyaa.. ada apa ya pak?” Tanya Ayah  “saya lihat anak bapak ini sangat bekerja keras, dan ulet. Saya sering lihat dia sendiri atau sama bapak. Saya rasa ia adalah orang yang saya cari.” Kata pria tua itu. “maksud bapak apa yah? Saya nggak ngerti.” Tanya Yunus.

“begini nak, perusahaan pengolahan barang bekas bapak tengah membutuhkan seorang pegawai di bidang Kepala Bagian Personalia. Jabatan itu sekarang ini kosong karena pegawai yang lama telah mengundurkan diri. Dan sepertinya kamu yang cocok untuk mengisi jabatan tersebut.”
“maksud bapak, bapak menawari saya untuk menjadi Manajer.” Tanya Yunus masih tidak percaya.
“iya nak, emm.. siapa nama kamu?” Tanya Pria itu. “Yunus pak.”
“okeh, nak Yunus kamu mau menjadi manajer personalia di perusahaan bapak untuk menggantikan pegawai yang lama.” Tawar pria itu.
“maaf pak tapi saya masih sekolah, lulus saja pun belum.” Jelas Yunus
“ya.. saya tahu.. maka dari itu saya menawari kamu untuk bekerja di perusahaan saya. Hadiah yang akan kamu terima nanti, kamu bakal melanjutkan sekolah kamu di luar negeri dengan bantuan perusahaan apabila kamu berhasil membawa perusahaan kearah yang baik.” Timpal pria itu yang bernama Pak Broto seperti yang tertera dalam nametag yang ia pasang di dada sebelah kirinya. Dengan muka dan hati yang tidak percaya ia langsung gembira tiada terkiranya saat mengetahui kabar yang sangat mengembirakan tersebut.
“benarkah pak. Baiklah saya menerima tawaran bapak.” Seketika itu ia langsung memeluk ayahnya yang sama-sama tidak percaya apa yang ia dengar. Anaknya akan menjadi seorang manajer personalia yang sama sekali tak pernah ia pikirkan sebelumnya.
“Alhamdulillah hirobbil alamin.” Sujud syukur ayah dan Yunus di tempat itu.
****
“assalammualaikum bu, ibu dimana.” Yunus mencari ibunya ia ingin menceritakan apa yang baru saja ia alami.
“disini nak ada apa?” Yunus langsung menuju ke tempat ibunya berada.
“bu, ibu saya berhasil.”
“berhasil apa nak?” ibu kebingungan dengan tingkat aneh Yunus
“tadi di TPS ada  seorang yang menawari saya umtuk bekerja jadi manajer personalia. Dan saya menerimanya.”
“Alhamdulillah nak, ini kesempatanmu nak, ini cita-citamu nak jangan kau sia-siakan ini.”
“ia bu, terimakasih.” Yunus memeluk ibunya dengan erat.

Betapa bahagia hati mereka, Yunus, kedua orang tuanya dan kelima adiknya. Ia tidak menyangka akan keajaiban Tuhan ini. Sujud syukur mereka curahkan kepada Tuhan, walaupun Yunus masih SMA tapi ia sudah di tawari untuk menjadi seorang Manajer di sebuah perusahaan besar sekelas milik pak Broto yang bakal jadi calon Bosnya. Saat ini mereka benar-benar berasa dibawa melayang ke surga.


****
“mungkin saat kita berusia 5th semua orang Tanya ke kita cita-cita kita apa bila kita lulus sekolah nanti, pasti ada  yang jawab jadi dokter, jadi desainer dan jadi apapun itu yang selalu di impikan seorang anak kecil. Namun sekarang setelah lulus SMA ini mungkin kita akan berpikir kedepan mau jadi apa kita nanti itu sudah ada yang mengatur yang penting kita banyak berusaha, berdoa, dan bertawakal. Sekian dari saya apabila ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.” Seketika semua orang-orang yang ada di ruangan tersebut bertepuk tangan dengan riuhnya. Betapa hebat Yunus itu ia berani mewakili teman-teman yang lain untuk maju di Pidato kelulusannya itu merupakan suatu kebanggaan yang tak akan ia lupakan selamanya, sampai ia menjadi orang sukses nanti

Seiring berjalannya waktu Yunus berhasil menjadi businessman yang hebat ia berhasil duduk di kursi mewah impianya. Ia sekarang menjadi seorang manajer personalia impiannya. Ia berhasil melupakan masa lalunya bersama Rina walaupun ia sama sekali tidak pernah menyatakan persaannya. Mungkin sekarang Rina sudah sukses di negeri orang sana. Yunus tengah mengerjakan tugas sebagai manajer personalia ia duduk dikursi putar yang empuk dan meja yang besar. Hal itu membuat Yunus bahagia bukan kepalang, berkat usaha dan kerja kerasnya akhirnya ia berhasil menduduki jabatan impiannya.