Jumat, 22 November 2013

Daya Tarik 'Situs Misteri' Suku Mandar

Bulu kuduk berdiri ketika singgah di Bukit Ondongan Majene, Sulawesi Barat. Aroma mistisnya diperkuat dengan semilir angin, menghanyutkan ketenangan pegunungan. 

Terang saja, di dataran tinggi ini menyimpan kompleks makam yang telah berusia tua. Tak sembarang penduduk disemayamkan, jenazah-jenazah tersebut adalah kaum raja. Yakni nenek moyang suku Mandar di Kerajaan Banggae.

Banyak yang mengatakan, bukit tersebut dipilih agar nenek moyang Mandar dapat memantau keturunan mereka di bawah bukit, atau ketika sedang mengarungi lautan luas. 

Sebanyak 480 makam berjejer di dalam kompeks bernama Pemakaman Kerajaan Raja Royal Banggae dan Hadat. Makam terbuat dari batu lava, batu tanah, dan kayu. Wujudnya masih bagus, belum runtuh maupun rapuh.

Hal yang paling menarik dari sini, makam dihiasi oleh simbol geometris, kaligrafi Arab, dan bahkan simbol swastika. Batu nisannya juga diukir oleh simbol khas candi-candi Pulau Jawa. Simbol-simbol ini melahirkan sejarah yang belum terkuak. Soal bagaimana agama Islam dan Hindu bisa dijajarkan pada makam yang sama? 

Wisatawan pun banyak yang mendatangi situs ini untuk menguak. Kini Kompleks Makam Raja-Raja Banggae dan Hadat telah terdaftar sebagai Cagar Budaya, konservasi pun terus dilakukan. Penelitian yang telah dikumpulkan mencatat, makam ini sudah ada sejak abad ke-16 dan ke-17. Siapa pemilik makam pun masih misteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar