Kamis, 25 September 2014

Kalimat Simpleks dan Kompleks


Kalimat memiliki berbagai jenis. Jenis kalimat ini bervariasi tergantung berdasarkan apa kita membedakannya. Salah satu pembedaan jenis kalimat bisa dilihat dari kompleksitasnya. Berdasarkan kompleksitasnya, kalimat dibagi dua yaitu kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri atas satu pola kalimat. Yang dimaksud pola kalimat adalah rangkaian kata yang minimal terdiri atas fungsi Subjek (S) dan Predikat (P). Di dalam kalimat simpleks tersebut hanya terdapat satu kata kerja atau satu predikat utama. Dalam istilah lain, kalimat simpleks disebut juga dengan kalimat tunggal.

Contoh : Anak itu mengambil jambu

Kalimat di atas termasuk kalimat simpleks karena hanya terdiri atas satu pola kalimat dengan satu kata kerja utama. Adapun pola kalimat itu adalah S-P-O. Gabungan kata Anak itu menempati fungsi subjek, mengambil menempati fungsi predikat, dan jambu menempati fungsi objek.
Sementara itu, yang dimaksud dengan kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau memiliki dua predikat/kata kerja utama. Dalam istilah lain, kalimat kompleks disebut juga dengan kalimat majemuk.

Contoh: Andi menendang bola dan Wawan menangkap bola itu.

Kalimat di atas termasuk kalimat kompleks karena mengandung dua pola kalimat. Pola kalimat pertama terdapat pada rangkaian kata Andi menendang bola yang berpola S-P-O. Pola kalimat kedua terdapat pada rangkaian kata Wawan menangkap bola itu yang juga berpola S-P-O.
Selain mengandung dua predikat/kata kerja utama, kalimat kompleks juga ditandai dengan kehadiran kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung intrakalimat itu sendiri adalah kata pengubung yang terdapat dalam satu kalimat yang berfungsi menggabungkan dua klausa atau dua pola kalimat. Dalam kalimat, kata penghubung intrakalimat ini dibagi menjadi dua yaitu kata penghubung koordinatif dan kata penghubung subordinatif. Penggunaan kata penghubung koordinatif dalam kalimat akan menjadikan kalimat tersebut kalimat majemuk setara. Sementara, penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat akan menjadikan kalimat tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat.

  1. Kata penghubung koordinatif

No.
Kata Pengubung
Fungsi
1
dan
Menunjukkan hubungan penambahan
2
serta
Menunjukkan hubungan penyertaan
3
atau
Menunjukkan hubungan pemilihan
4
tetapi, namun, melainkan
Menunjukkan hubungan pertentangan
5
padahal, sedangkan
Menunjukkan hubungan perlawanan



  1. Kata penghubung subordinatif
No.
Kata Penghubung
Fungsi
1
sejak, saat, ketika, sebelum, setelah
Menunjukkan hubungan waktu
2
bila, jika, kalau
Menunjukkan hubungan syarat
3
agar, supaya, untuk
Menunjukkan hubungan tujuan
4
sebab, akibat
Menunjukkan hubungan penyebab
5
sehingga, jadi, maka
Menunjukkan hubungan akibat
6
meskipun, biarpun, walaupun
Menunjukkan hubungan konsesif/pertentangan
7
dengan, secara
Menunjukkan hubungan cara/alat

            Dalam kalimat kompleks, dikenal induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat disebut juga kalimat atasan, sementara anak kalimat disebut juga kalimat bawahan. Untuk membedakan keduanya, secara tertulis anak kalimat selalu menempel dengan kata penghubung, sementara induk kalimat tidak ditempeli kata penghubung.

Contoh: Dia sedang tertidur ketika mobil itu masuk halaman.
             Ketika mobil itu masuk halaman, dia sedang tertidur.

Induk kalimat dari kalimat kompleks di atas adalah Dia sedang tertidur, sementara anak kalimatnya adalah ketika mobil itu masuk halaman.


source :
Kalimat Simpleks dan Kompleks

Kalimat memiliki berbagai jenis. Jenis kalimat ini bervariasi tergantung berdasarkan apa kita membedakannya. Salah satu pembedaan jenis kalimat bisa dilihat dari kompleksitasnya. Berdasarkan kompleksitasnya, kalimat dibagi dua yaitu kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri atas satu pola kalimat. Yang dimaksud pola kalimat adalah rangkaian kata yang minimal terdiri atas fungsi Subjek (S) dan Predikat (P). Di dalam kalimat simpleks tersebut hanya terdapat satu kata kerja atau satu predikat utama. Dalam istilah lain, kalimat simpleks disebut juga dengan kalimat tunggal.

Contoh : Anak itu mengambil jambu

Kalimat di atas termasuk kalimat simpleks karena hanya terdiri atas satu pola kalimat dengan satu kata kerja utama. Adapun pola kalimat itu adalah S-P-O. Gabungan kata Anak itu menempati fungsi subjek, mengambil menempati fungsi predikat, dan jambu menempati fungsi objek.
Sementara itu, yang dimaksud dengan kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau memiliki dua predikat/kata kerja utama. Dalam istilah lain, kalimat kompleks disebut juga dengan kalimat majemuk.

Contoh: Andi menendang bola dan Wawan menangkap bola itu.

Kalimat di atas termasuk kalimat kompleks karena mengandung dua pola kalimat. Pola kalimat pertama terdapat pada rangkaian kata Andi menendang bola yang berpola S-P-O. Pola kalimat kedua terdapat pada rangkaian kata Wawan menangkap bola itu yang juga berpola S-P-O.
Selain mengandung dua predikat/kata kerja utama, kalimat kompleks juga ditandai dengan kehadiran kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung intrakalimat itu sendiri adalah kata pengubung yang terdapat dalam satu kalimat yang berfungsi menggabungkan dua klausa atau dua pola kalimat. Dalam kalimat, kata penghubung intrakalimat ini dibagi menjadi dua yaitu kata penghubung koordinatif dan kata penghubung subordinatif. Penggunaan kata penghubung koordinatif dalam kalimat akan menjadikan kalimat tersebut kalimat majemuk setara. Sementara, penggunaan kata penghubung subordinatif dalam kalimat akan menjadikan kalimat tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat.

  1. Kata penghubung koordinatif

No.
Kata Pengubung
Fungsi
1
dan
Menunjukkan hubungan penambahan
2
serta
Menunjukkan hubungan penyertaan
3
atau
Menunjukkan hubungan pemilihan
4
tetapi, namun, melainkan
Menunjukkan hubungan pertentangan
5
padahal, sedangkan
Menunjukkan hubungan perlawanan



  1. Kata penghubung subordinatif
No.
Kata Penghubung
Fungsi
1
sejak, saat, ketika, sebelum, setelah
Menunjukkan hubungan waktu
2
bila, jika, kalau
Menunjukkan hubungan syarat
3
agar, supaya, untuk
Menunjukkan hubungan tujuan
4
sebab, akibat
Menunjukkan hubungan penyebab
5
sehingga, jadi, maka
Menunjukkan hubungan akibat
6
meskipun, biarpun, walaupun
Menunjukkan hubungan konsesif/pertentangan
7
dengan, secara
Menunjukkan hubungan cara/alat

            Dalam kalimat kompleks, dikenal induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat disebut juga kalimat atasan, sementara anak kalimat disebut juga kalimat bawahan. Untuk membedakan keduanya, secara tertulis anak kalimat selalu menempel dengan kata penghubung, sementara induk kalimat tidak ditempeli kata penghubung.

Contoh: Dia sedang tertidur ketika mobil itu masuk halaman.
             Ketika mobil itu masuk halaman, dia sedang tertidur.

Induk kalimat dari kalimat kompleks di atas adalah Dia sedang tertidur, sementara anak kalimatnya adalah ketika mobil itu masuk halaman.
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar